MBDA Meteor, Rudal BVRAAM |
Walaupun dibuat oleh konsorsium Eropa MBDA dan dalam pengujian dilepaskan dari Eurofighter 2000 dan juga Dassault Rafale, nyatanya pesawat tempur pertama yang mengoperasionalkan rudal Meteor justru JAS-39 Gripen, yang baru saja menjalankan proses upgrade avionik dengan kode MS (Materiel System) 20.
MS 20 saat ini sedang dalam proses roll-out untuk ditanamkan ke seluruh JAS-39 C/D yang dimiliki oleh Flygvapnet dan tengah di-roll out ke negara-negara yang menyewa JAS-39 seperti Ceko, atau yang menandatangani paket lengkap seperti Brasil. Swedia sendiri membayar sejumlah dana untuk berpartisipasi dalam proyek Meteor, dan sebagai imbalnya berhak memasang rudal ini ke JAS-39 C/D dan JAS-39E/ NG.
Meteor sendiri merupakan jawaban Eropa atas AIM-120 AMRAAM, rudal jarak menengah dengan sistem pemandu radar buatan pabrikan Raytheon Amerika Serikat. Melihat bahwa tren pertempuran di masa mendatang adalah diluar jangkauan pandangan mata alias BVR (Beyond Visual Range). Enam negara Eropa membentuk konsorsium MBDA: Inggris, Jerman, Italia, Perancis, Spanyol, dan Swedia, dan akan dipasang ke Eurofighter Typhoon, Rafale, dan Tornado F3. Pesawat tempur Swedia JAS-39 Gripen sebagai pemegang kehormatan pertama yang mengoperasionalkan Meteor pada musim semi 2016.
Berbeda dengan AIM-120, MBDA Meteor menggunakan sistem propulsi ramjet yang unik, ditenagai dengan propelan padat, dan memiliki fitur untuk mengatur aliran udara yang masuk untuk memasok motor roket melalui algoritma yang diurus oleh ECPU (Electronic & Propulsion Control unit). Ramjet ini menyediakan seluruh dorongan yang dibutuhkan untuk mengejar sasaran, termasuk mengejar musuh yang terus-menerus bermanuver tanpa kehilangan daya seperti pada AIM-120 AMRAAM.
ECPU akan memonitor jarak dan bahan bakar tersisa, dan bila menurut perhitungan masih ada banyak bahan bakar untuk jarak tersisa, ECPU akan memerintahkan rudal melesat dengan kecepatan maksimal.Hululedak rudal sendiri dilengkapi dengan sumbu ganda – impak dan kedekatan jarak (proximity) untuk memaksimalkan pencegatan terhadap sasaran.
Sistem pemandu Meteor menggunakan pemandu adar aktif dengan kemampuan anti jamming yang sangat tinggi, dan dapat dipandu menggunakan datalink ke sistem radar utama yang digunakan oleh pesawat tempur pembawa, atau bahkan pesawat tempur kawan yang tergabung ke dalam jaringan manajemen pertempuran sehingga cakupan radarnya benar-benar luas.
Koreksi pada trayektori bahkan bisa dilakukan sambung-menyambung artinya rudal yang sudah selesai dipandu oleh sistem radar utama pesawat tempur pembawa, bisa saja disambungkan dengan datalink ke radar pesawat tempur kawan yang posisinya berada lebih dekat ke sasaran.
Bila cakupan radar kawan tak tersedia, ya tinggal mengandalkan sistem pemandunya secara independen. Radar pada Meteor cukup sensitif untuk dapat mengenali sasaran dengan RCS (Radar Cross Section) berukuran kecil seperti UAV dan rudal jelajah.
MBDA sendiri telah melakukan pengujian yang sangat intens terhadap Meteor dengan melepaskannya dari Typhoon, Rafale, Gripen, dan Tornado. JAS-39 Gripen menjadi pesawat tempur pertama yang melepaskan rudal dan memandu rudal menggunakan sistem radar pada pesawat tempur pada 2009 di Skotlandia.
Walaupun MBDA belum merilis data resmi, MBDA Meteor diestimasikan mampu meraih jarak jangkau maksimal sejauh 300 kilometer, namun ini akan sangat tergantung pada kondisi udara, kelincahan sasaran, dan kemampuan radar dari pesawat yang menembakkannya. (Aryo Nugroho)
Spesifikasi MBDA Meteor :
- Bobot : 190kg
- Panjang : 3,7m
- Diameter : 178mm
Sumber : http://indomil.com/mbda-meteor-rudal-bvraam-baru-andalan-jas-39-gripen/