Eks KRI Karimata-960 Karam Dihantam Rudal C-705 dan Torpedo SUT |
Seharusnya eks KRI Karimata-960 sudah ‘dikaramkan’ dalam sesi uji tembak rudal anti kapal dan torpedo SUT (Surface and Underwater Target) pada 14 September 2016 di Laut Jawa. Dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi dalam puncak Latihan Armada Jaya XXXIV/2016, pun dalam kondisi cuaca cerah, uji coba penembakkan rudal anti kapal C-705 dari KRI Clurit-641 dan torpedo SUT 533 mm dari KRI Ajak-653 pada sasaran eks KRI Karimata-960 dinyatakan gagal mengenai sasaran.
Akibat rudal C-705 telat meluncur, tembakkan ke rudal C-705 ke eks KRI Karimata-960 menjadi meleset, tidak mengenai sasaran. Padahal KRI Karimata-960 merupakan obyek statis di tengah laut. Posisi KRI Karimata ditempatkan di Selat Karimata, atau 55,5 Km dari Perairan Banongan.
Nah, satu tahun berselang, tepatnya pada Jumat, 17 November lalu, TNI AL berhasil menjawab keraguan banyak kalangan akan kemampuan rudal anti kapal buatan China tersebut. Seperti dilansir dari tnial.mil.id, berlangsung di Selat Bali, penembakan rudal C-705 berhasil diluncurkan dari KRI Kujang-642 Satuan Kapal Cepat Koarmabar (Satkat Koarmabar) dengan berhasil mengenai tepat pada sasaran eks KRI Karimata-960.
Kemudian untuk pelucuran torpedo SUT, tak lagi dilakukan lagi oleh kapal perang permukaan, melainkan oleh kapal Selam KRI Nanggala-402 dari Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmatim, dimana tembakan torpedo berhasil menenggelamkan sasaran. Kegiatan uji coba tersebut disaksikan langsung oleh KSAL Laksamana TNI Ade Supandi diatas geladak KRI Teluk Bintuni-520.
Sebelum penembakan, Satgas telah melaksanakan persiapan secara matang dari mulai persiapan teknis peralatan serta persiapan kemampuan prajurit dengan melaksanakan latihan-latihan taktis berupa Prosedur penembakan Rudal dan Torpedo, prosedur pengoperasian Fire Control sistem yang terdapat di KRI Nanggala 402, KRI Clurit-641 dan KRI Kujang-642 serta melaksanakan Tactical Floor Game (TFG) dalam rangka memantapkan rencana taktis yang telah disusun pada saat tahap persiapan.
Rudal C-705 serta Torpedo SUT merupakan senjata strategis yang saat ini dimiliki oleh TNI AL, dimana Rudal C-705 memiliki kemampuan menghancurkan sasaran kapal permukaan dan sasaran di daratan sejauh 80 km tanpa booster, sementara jika dengan booster jarak tembak bisa mencapai 170 km. Sementara Torpedo SUT 533 mm punya kemampuan untuk menghancurkan sasaran kapal permukaan maupun sasaran kapal selam. Dalam menuju sasarannya torpedo SUT digerakkan dengan motor listrik yang dapat memberi daya dorong hingga kecepatan 35 knot dengan tingkat kebisangan rendah dan menggunakan sistem pemandu sonar pasif dan aktif.
Selain dalam rangka menguji kehandalan dan daya hancur kedua senjata tersebut, Satkasel sekaligus menguji kemampuan integrasi peralatan sensor dan sistem kendali senjata yang baru buatan Norwegia CMS (Combat Management System) MSI-90U MK Kongsberg.
Tantang KRI Karimata-960, KRI Karimata-960 mauk jajaran TNI AL pada tanggal 18 Maret 1965 dan dioperasikan langsung oleh Kolinlamil. Jika dilihat dari tahun kedatangannya, kapal ini dikirim ke Indonesia setelah Operasi Trikora ditutup, karena telah tercapai kesepakatan damai dengan Belanda atas Papua.
Dirunut dari fungsinya, kapal ini masuk dalam jenis BU (Bantu Umum) dan logistik/cargo. Meski operasinya berada dibawah Kolinlamil, namun pembinaannya dibawah Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Jakarta. Dalam definisi internasional, KRI Karimata-960 dimasukkan sebagai jenis kapal Coaster dari Tizla Class. Kapal ini dibuat di galangan Hungaria Shipyards and Crane work Budapest Angyafold pada tahun 1964.
Setelah mengalami musibah kebakaran pada bulan Mei 2016, akhirnya kapal perang KRI Karimata-960 dari Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) TNI AL resmi dipensiunkan pada 15 Agustus 2016. (Gilang Perdana)
Sumber : http://www.indomiliter.com/