Militer Arab Saudi |
Pada bulan Desember 2017, Arab Saudi telah mengumumkan anggaran pertahanan sekitar $ 56 miliar untuk tahun 2018, meningkat 10% dibandingkan tahun 2017. Menurut pernyataan anggaran Arab Saudi untuk tahun 2018, sekitar 5% akan digunakan untuk pengembangan program dan proyek baru
Sementara $ 5 miliar lainnya akan diinvestasikan untuk meningkatkan kemampuan militer dan industri pertahanan lokal. Anggaran pertahanan Saudi akan menjadi yang terbesar keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Tiongkok dan Rusia.
Arab Saudi terlibat dalam perang Yaman sejak tahun 2015, memimpin sebuah koalisi sembilan negara Afrika dan Timur Tengah, untuk mempengaruhi hasil Perang Saudara Yaman yang mendukung pemerintahan Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi. Dengan nama sandi 'Operation Decisive Storm', intervensi awalnya terdiri dari sebuah kampanye pengeboman terhadap Pemberontak Houthi dan kemudian berkembang menjadi blokade laut dan penempatan pasukan darat ke Yaman.
Arab Saudi adalah salah satu negara dengan standar terbaik di dunia. Persenjataan Angkatan Udara Kerajaan Saudi diantaranya Eurofighter Typhoon, dan F-15 Eagle. Angakatan Darat Saudi dilengkapi dengan tank utama M1A2 Abrams dan kendaraan tempur M2 Bradley. Negara ini juga menggunakan helikopter AH-64D Apache Longbow dan UH-60 Black Hawk.
Pada bulan Oktober 2017, Arab Saudi telah menandatangani sebuah nota kesepahaman mengenai pembelian sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia. Arab Saudi juga telah membeli teknologi anti-rudal bernilai miliaran dolar dari Amerika Serikat, termasuk rudal Patriot. Pada bulan Oktober 2017, Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui penjualan sistem pertahanan rudal THAAD ke Arab Saudi dengan perkiraan biaya sebesar $ 15 miliar.
Sumber : armyrecognition.com