Kapal Pendarat AL Rusia Bertabrakan dengan Kapal Kargo |
Ternyata tidak hanya Amerika Serikat saja yang mengalami nasib sial saat kapal perangnya berserempetan dengan kapal niaga. Angkatan Laut Rusia juga mengalaminya. Adalah kapal pendarat kelas Project 775 Ropucha (kodok) yaitu Yamal yang bertabrakan dengan kapal kargo Orca 2 seperti diberitakan oleh Sputnik International dan Maritime bulletin (12/1).
AL Rusia awalnya ingin menutup rapat kejadian tersebut, namun kemudian sejumlah media Ukraina menerbitkan foto-foto Yamal yang mengalami kerusakan parah di sisi kiri badan kapal akibat tubrukan tersebut sehingga memaksa AL Rusia untuk buka suara. Kejadian tubrukan tersebut terjadi pukul 13.00 pada 30 Desember, di laut Aegea.
Menurut versi Rusia, kapal kontainer Orca 2 tersebut dalam rute dari Alexandria Mesir ke Gemlik, Turki. Musibah terjadi ketika Orca 2 menambah kecepatan dan berupaya untuk mendahului Yamal dari arah kiri, sebelum kemudian tiba-tiba berbelok ke arah kanan dan menumbuk Yamal tepat di tengah. Rusia mengatakan bahwa musibah ini sepenuhnya terjadi akibat kesalahan awak kapal Orca 2.
Yamal sendiri sedang dalam rute pulang dari pangkalan Tartus Suriah ke markasnya di Sevastopol, Krimea. Walaupun rusak parah, Yamal bisa melanjutkan perjalanannya, sementara Orca 2 terpaksa buang sauh di kepulauan Rhodos untuk melakukan perbaikan. Angkatan Laut Rusia sendiri mengumumkan kejadian tersebut secara resmi pada 10 Januari 2018.
Dari foto-foto yang beredar, posisi superstruktur di sisi kiri Yamal nampak rusak cukup parah, sebagian lantai tempat penyimpanan pelampung runtuh ke lantai di bawahnya. Struktur dek dan kabin pun robek parah dan terpaksa ditutupi dengan pelat baja. Akan butuh waktu untuk melakukan perbaikan atas struktur kapal pendarat tersebut.
Kapal pendarat kelas Ropucha sendiri adalah peninggalan era Perang Dingin, dibuat oleh galangan kapal Polnocna di Gdansk untuk AL Rusia. Kapal pendarat ini didesain untuk mendarat di pantai landai dan mampu membawa kargo seberat 450 ton. Pintu rampa di haluan dan buritannya dapat digunakan untuk mendaratkan kendaraan sekelas kendaraan tempur seperti BTR dan BMP dengan total 25 kendaraan bisa dibawa. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com