PT Pindad Jual Aneka Produk Senapan Tempur dan Pistol ke Laos - Radar Militer

14 Januari 2018

PT Pindad Jual Aneka Produk Senapan Tempur dan Pistol ke Laos

Amunisi Pindad
Amunisi Pindad 

Vice President of Marketing (Export) PT Pindad Ridi Djajakusuma mengatakan, Laos menunjukkan ketertarikannya membeli dua jenis senjata ke PT Pindad.
Keinginan itu terungkap setelah Pindad bertemu dengan Kementerian Pertahanan Laos pada 21 September 2017 lalu.
“Pada pertemuan dengan Kementerian Pertahanan Laos 21 September lalu mereka menyatakan tertarik membeli Pistol G2 Elite serta senjata sniper buatan Pindad SPR 2 dan amunisinya,” kata Ridi.
Menurutnya, sejak 2014 lalu, Kementerian Pertahanan Laos sudah membeli produk-produk senjata PT Pindad.
Mereka membeli 60 pistol G2 Combat, 35 buah SS1 V2, 35 pucuk senjata SS1 V4, dan amunisi. Pihak Laos senang membeli produk Pindad.
Sejak Laos menggunakan produk Pindad, mereka pernah menjadi juara ketiga pada kompetisi menembak di Thailand.
Direktur Keuangan PT Pindad Achmad Sudarto, mengaku seringnya PT Pindad meng ikuti pameran bukan hanya untuk membidik pangsa lokal, tapi juga pasar global untuk semua jenis produk senjata dan alat berat.
Diakui Achmad, produk alat berat memiliki pasar yang lebih terbuka ketimbang produk industri pertahanan.
Panser Anoa dipuji India
Menteri Negara Urusan Luar Negeri India Jenderal (Purn) Vijay Kumar Singh memuji Panser Anoa Amfibi buatan Indonesia sebagai pencapaian yang besar.
"Saya melihat di koran ada foto Presiden Joko Widodo menguji coba kendaraan militer amfibi buatan Indonesia, saya pikir ini adalah pencapaian yang besar," kata Singh di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Kamis (19/1/2017), seperti dikutip Antara.
Pada 16 Januari 2017, Presiden Jokowi didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo melakukan uji coba Panser Anoa Amfibi buatan PT Pindad di sela-sela Rapat Pimpinan TNI 2017 di lingkungan Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.
Menurut Menlu Singh, kerja sama terkait pengembangan alat utama sistem senjata (alutsista) militer menjadi salah satu bahasan dalam Komite Bersama Kerja Sama Pertahanan (JDCC) India-Indonesia.
Singh menambahkan, delegasi JDCC semestinya telah membahas potensi kerja sama penelitian dan pengembangan alutsisita militer karena forum tersebut merupakan kesepatan kedua pemimpin negara yang diteken saat Presiden Jokowi berkunjung ke India, 12-13 Desember 2016.
"Delegasi telah membahas tentang potensi kerja sama itu, dan kalau belum maka mereka akan kembali dan mendiskusikannya," kata dia.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb