USAF Segera Pensiunkan Pembom Strategis B-1 dan B-2? - Radar Militer

16 Februari 2018

USAF Segera Pensiunkan Pembom Strategis B-1 dan B-2?

Pembom Strategis
Pembom Strategis 

Secara mengejutkan, Angkatan Udara AS (USAF) mengambil keputusan untuk segera memensiunkan lebh cepat pengebom strategis B-1 dan B-2.
Sementara pengebom gaek rancangan tahun 1950-an, B-52 akan dipertahankan keberadaannya hingga tahun 2050.
B-1 akan dipensiunkan lebih awal tahun 2032, sementara B-2 akan dipensiunkan tahun 2036. Pada masa itu bersamaan dengan mulai hadirnya pengebom baru B-21. Demikian sebagaimana dilansir airforcemag (11/2/2018).
Keluar dari rencana, sebelumnya USAF menargetkan pemensiunan B-1 dan B-52 akan dilaksanakan tahun 2040. Sebaliknya, B-2 akan dipertahankan hingga tahun 2058.
USAF saat ini memiliki 157 armada pengebom strategis. Rinciannya adalah 60 Rockwell B-1B Lancer (kini Boeing B-1B), 21 Northrop Grumman B-2 Spirit, dan 76 Boeing B-52H Stratofortress.
USAF memilih mempertahankan B-52 karena kemampuannya membawa muatan yang lebih banyak serta keragaman amunisi yang dapat dibawa termasuk rudal jelajah terbaru LRSO (Long Range Standoff).
Selain itu, tentu saja karena kebutuhan biaya perawatan yang relatif rendah untuk B-52 dibanding dua adiknya B-1 dan B-2.
Pengebom B-2 yang jumlahnya 21 unit, juga dianggap terlalu mahal untuk dipertahankan operasionalnya lebih dari tahun 2030-an.
Diuraikan, biaya untuk memodernisasi pengebom B-1 dan B-2 agar bisa digunakan hingga tahun 2050 sangatlah besar. Yaitu berkisar 38,5 miliar dolar. Dana sebesar ini digadang cukup untuk mendanai upgrade seluruh armada B-52 yang ada dan membantu modernisasi basis bomber serta infrastruktur nuklir.
Dengan dihentikannya layanan pengebom B-1 dan B-2, maka anggarannya bisa dialihkan untuk mengakomodasi pesawat pengebom baru.
Setidaknya, USAF akan mengakuisisi 100 unit pengebom stealth B-21 buatan Northrop Grumman. Jumlah ini mungkin saja bisa bertambah bila anggaran tersedia atau harga unit pesawat bisa lebih murah.
Adapun pengebom baru B-21 yang merupakan bagian program Long Range Strike Bomber (LRS-B), statusnya masih dalam pengembangan. Biaya pengembangan per unitnya diperkirakan mencapai 550 juta dolar AS. Pengebom siluman yang telah diberi nama Raider tahun 2016 ini serupa dengan B-2, namun dimensinya lebih kecil.
Kelak B-21 akan dipasangkan dengan aset intelijen, pengawasan, dan pengintaian seperti RQ-4 Global Hawk. (Rangga Baswara)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb